Skip to main content

Power Point Filsafat Ilmu "Tradisi Keilmuan Islam" dan "Tujuan Ilmu"

Hay evryone ! In this post I want to share about material philosophy of science and in my post this time I also included it in the form of powerpoint. I hope this post can be useful for everyone. for philosophical material and Islamic scientific traditions, can be seen at the power point








Tujuan Ilmu

     Dalam islam, tujuan utama dari ilmu adalah untuk mengenal Allah SWT dan meraih kebahagiaan. Prof. Naquib Al-Attas memberikan gambaran singkat tentang tujuan ilmu yang juga merupakan tujuan utama pendidikan, yaitu: “The purpose of seeking knowledge in Islam is to inculcate goodness or justice in man as man and individual self. The aim of education in Islam is therefore to produce a good man… the fundamental elemen in herent in the Islamic concept of education is the inculcation of adab.. (Prof. Dr. Syed Muh. Naquib al-Attas, Islam and Secularism, (Kuala Lumpur: ISTAC, 2003), hlm. 150-151).

      Sementara itu Al-Attas mendefinisikan “adab”: “Adab is recognition and acknowledgement of the reality that knowledge and being are ordered hierarchically according to their various grades and degrees of rank, and of one’s proper place in relation and potentials.” (S.M.N al-Attas, The Concept of education in Islam [Petaling Jaya: ABIM, 1980], hlm. 27).

      Adalah menarik bahwa sila kedua Pancasila mengharuskan terbentuknya manusia Indonesia yang adil dan beradab. Adab kepada Allah direalisasikan dengan sikap tauhid kepada Allah, adab kepada Rasulullah SAW mengharuskan manusia mengakui dan menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah, adab kepada ilmu maknanya mampu memahami dan mendudukan ilmu-ilmu pada tempatnya.

      Sebagai salah satu perwujudan konsep adab adalah beradab terhadap ilmu dan ulama, Prof. Wan. Mohd Nor Wan Daud dalam bukunya Budaya Ilmu menjelaskan bahwa salah satu konsep pendidikan dalam islam adalah bersifat “integral” bukan “parsial”. Islam menolak konsep “spesialisasi sempit” yang membutakan ilmuwan dari khazanah keilmuan bidang-bidang lain, khususnya bidang-bidang ilmu fardhu ‘ain. Jose Ortega Y Gasset, filsuf Spanyol yang berpengaruh besar selepas Nietszche mengatakan bahwa spesialisasi yang membutakan terhadap bidang lain telah melahirkan “manusia biadab baru”.

      Bahkan menurut Jacques Maritain seorang pemikir Katolik asal Perancis menyatakan bahwa pendidikan yang terlalu cenderung kearah spesialisasi sebenarnya melatih manusia untuk menjadi binatang, sebab binatang memang mempunyai kemahiran sangat khusus dalam suatu bidang tertentu. Menurut Prof. Wan Mohd Nor tradisi keilmuan dalam Islam tidak mengenal sifat “spesialisasi buta” seperti ini, ilmuan-ilmuan Islam dulu dikenal luas memiliki penguasaan diberbagai bidang, lebih jauh dijelaskan:
“Manusia berbudaya ilmu bukan sahaja harus mengetahui ide dan prinsip penting zamannya seperti yang dikehendaki oleh Gasset, tetapi lebih utama lagi ialah prinsip penting dan gagasan utama dalam agamanya serta sejarah pemikirannya. Ini adalah karena pengetahuan dan pemahaman yang bermakna tentang hal-hal tersebut akan membolehkan individu sedemikian melaksanakan pemaduan ilmu sebenar yang akan mewujudkan kepaduan diri dan masyarakat. Inilah yang mau dicapai oleh gerakan pengislaman ilmu…”

      Adapun aspek profesionalitas terkait dengan bidang keilmuan yang diwajibkan dimiliki oleh sebagian orang karena terkait dengan tegaknya masyarakat, ilmu-ilmu jenis ini biasanya disebut dengan istilah “ilmu yang fadhu kifayah”. Untuk menjalankan misinya sebagai khalifatullah, manusia diwajibkan memiliki ilmu untuk menopang kehidupannya didunia sebagai sarana untuk ibadah. Ma’rifatullah dan ibadah kepada-Nya adalah tujuan pokok kehidupan sehingga seluruh aktivitas keilmuan apapun jenisnya diarahkan untuk aktivitas tersebut.
Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzakariyaat: 56)


Untuk materi serupa, lebih lengkap bisa klik disini !
"Tradisi Keilmuan Islam"
"Tradisi Keilmuan Islam PDF"



Sumber:



Comments

Popular posts from this blog

Akuntansi Manajemen "Just In Time" (JIT) Part I

klik disini Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger Edit in Ginger × Enable Ginger Cannot connect to Ginger Check your internet connection or reload the browser Disable in this text field Edit Edit in Ginger Edit in Ginger ×

Power Point Penyaluran Zakat Produktif

Zakat Produktif       Definisi zakat produktif akan menjadi lebih mudah dipahami jika diartikan berdasarkan suku kata yang membentuknya. Zakat adalah  isim masdar  dari kata  zaka-yazku-zakah.  Oleh karena kata dasar zakat adalah  zaka  yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah (Fakhruddin, 2008: 13). Secara terminologi zakat adalah pemilikan harta yang dikhususkan kepada penerimanya dengan syarat-syarat tertentu (Fakhruddin, 2008: 16).       Sedangkan kata produktif adalah berasal dari bahasa Inggris yaitu “ productive”  yang berarti menghasilkan atau memberikan banyak hasil (Hasan, 2003: 41). Pengertian produktif merupakan kata yang disifati oleh kata zakat, sehingga yang dimaksud zakat produktif adalah pengelolaan dan penyaluran dana zakat yang bersifat produktif, yang mempunyai efek jangka panjang bagi para penerima zakat. Penyaluran dana zakat produktif ini dilakukan dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan disyariatkannya zakat, yaitu mengentaskan kemiskin